PILIHANRAKYATID, JAKARTA - Dalam rangka festival Sastra Internasional "Gunung Bintan" dan Jamuan Penutup HPI 2018 Kepri, Yayasan Jembia Emas dan Dewan Kesenian Kepri dengan dukungan Dinas Kebudayaan Kepri dan Pemkab Bintan akan menerbitkan antologi puisi bersama dengan tema: Jejak Hang Tuah dalam puisi. Bagi sastrawan yang hendak mengikutsertakan puisi-puisinya ke dalam antologi puisi
FestivalSastra Internasional Gunung Bintan 2020. KAWACA.COM | Dengan ini diberitahukan, bawa Yayasan Jembia Emas bekerjasama dengan Dewan Kesenian Kepri, Dinas Kebudayaan Kepri, Dinas Budspar Kota Tg pinang, Dinas Budspar Bintan , dan Dinas Kebudayaan Lingga, akan menyelenggarakan kembali event Festival Sastera Internasional Gunung Bintan ( FSIGB ) 2020, dengan ketentuan:
FestivalSastra Internasional Gunung Bintan tahun 2019 kembali digelar di Provinsi Kepulauan Riau, diikuti tiga negara serumpun yakni Indonesia, Malaysia, dan ANTARA News kepri kesra
SAMUDRAENSEMBLE | Pembukaan Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019
FestivalSastra Internasional Gunung Bintan. Ratusan Penyair Bakal Meriahkan Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019. Senin, 14/10/2019 - 08:09 — Hikmat. kepulauan riau | kegiatan sastra | Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019 |
TANJUNGPINANG(RIAUPOS.CO) - Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2020 dipastikan tetap berjalan sesuai rencana. Forum sastra yang sejak 2018 berlangsung tiap tahun tersebut rencananya diselenggarakan pada 24-27 September 2020 mendatang di Tanjungpinang, Bintan, Kepulauan Riau.. FSIGB 2020 mengambil tema Tamaddun Melayu dan Tradisi Kesusasteraan.
. Festival Sastra Internasional Gunung Bintan yang kerap populer disebut FSIGB, di tahun 2023 ini akan hadir kembali. Acara sastra bergengsi yang melibatkan para penyair dalam dan luar negeri ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober sebelumnya, kegiatan FSIGB pertama kali diselenggarakan pada tahun 2018, pencetusnya adalah Datok Rida K Liamsi, seorang sastrawan Indonesia yang telah melahirkan banyak karya sastra. Beruntungnya lagi, Datok Rida ini, selain pandai menulis karya sastra, beliau sangat ramah, santun, dan menyenangkan. Terbukti, selama kami menjadi peserta FSIGB setiap tahunnya, beliau masih saja santun kepada siapapun, bahkan jika kita mengirimkan pesan via Whastapp, beliau selalu saja merespons, dan kerennya lagi. Sejak pertama saya bertemu dengannya, sampai sekarang beliau masih tetap bisa mengingat saya dengan baik. Begitulah Sastra yang selalu dinantikan para penyair di Indonesia ini, masih konsisten diselenggarakan. Terbukti sudah lima tahun berturut-turut kegiatan pertemuan penyair terbesar ini masih secara apik terselenggara. Meski pada tahun 2020 dan 2021, penyelenggaraan kegiatan FSIGB hanya dilaksanakan secara daring atau virtual, namun tetap saja berkesan. Bagi kawan-kawan penyair, mari bertemu lagi melalui karya, melalui acara sastra, melalui puisi, melalui kata-kata. Berikut informasi terbaru terkait rencana penyelenggaraan FSIGB tahun 2023, yang saya kutip dari Datok Rida di WAG Jazirah Sastra. Dear all, apa kabar?Bersama ini disampaikan pengumuman pertama dari Panitia Pelaksana FSIGB 2023. Harap maklum. Penjelasan teknis akan disampai kemudian. Festival Sastra Internasional Gunung Bintan FSIGB 2023FSIGB 2023 akan diadakan di Tanjungpinang, pada 29 sampai 31 Oktober diseleksi berdasarkan buku kumpulan puisi tunggal yang terbit pada 2023. Calon peserta hanya boleh mengirim satu kumpulan puisi untuk diseleksi oleh tim kurasi yang ditetapkan panitia. Buku puisi yang akan dikurasi dikirimkan ke alamat Panitia pelaksana FSIGB 2023 d/a Kantor Yayasan Jembia Emas, jalan DI Panjaitan, no 47. Bintan Center, KM IX, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, telp 0817921717 atau 08117001943Hasil kurasi akan diumumkan pada 30 Agustus 2023. Panitia hanya akan memilih 100 peserta berdasarkan hasil kurasi buku puisi yang dikirimkannya dan yang dinyatakan lolos kurasi akan diundang mengikuti acara FSIGB buku puisi pilihan panitia akan dijadikan buku yang akan dibahas dalam sesi diskusi/seminar oleh beberapa pembicara yang ditunjuk panitia, pada event pertemuan sastera dengan para peserta yang diundang . Dua buah puisi yang termuat dalam buku puisi yang lolos kurasi itu akan dipilih panitia untuk diterbitkan dalam antologi puisi bersama Jazirah Empat Belas. 100 buku yang lolos kurasi akan diluncurkan bersama pada event FSIGB 2023 yang teknisnya akan disampaikan kemudian. Semua peserta akan mendapatkan sebuah buku antologi puisi bersama secara cuma-cuma, Jazirah Empat Belas, sebagai tanda bukti dan akan diberikan pada saat peserta hadir atau akan dikirim ke alamat peserta setelah acara FSIGB 2023 selesai, bagi yang tidak hadir. Bagi peserta yang lolos kurasi dan diundang untuk mengikuti acara, panitia tidak menanggung ongkos transportasi datang ke Tanjungpinang dari tempat masuk masing masing peserta. Panitia hanya menyediakan kamar untuk menginap selama acara dengan satu kamar berdua atau bertiga. Dan konsumsi selama acara berlangsung, serta transpitasi lokal ke tempat acara dari hotel. Selama event acara FSIGB 2023, akan ada acara peluncuran 100 buku bersama, seminar atau diskusi, ziarah budaya, baca puisi bersama, yang susunan acaranya akan diberitahu kemudian. Hal hal lain yang belum jelas dapat ditanyakan pada panitia pelaksana pada Rida K Liamsi, HP +628179121717 atau Irwanto Daud, HP +6281364261676Tanjungpinang, 10 Mei 2023Penjab acara FSIGB 2023Kadisbud KepriRida K LiamsiHusnizaSelamat berkarya, selamat berjumpa. Salam Puisi tak henti-henti. Ihsan Subhan
Salah satu festival sastra di Indonesia dianggap sebagai yang terbesaar di Asia Tenggara. Foto Instagram/borobudurwriters ADA banyak acara festival yang mempromosikan karya-karya sastra, tapi tidak semua berhasil menghadirkan sastrawan tingkat internasional dan membuka diskusi global. Berikut beberapa festival sastra internasional yang berlangsung di berbagai wilayah Nusantara, dari Barat hingga Timur Indonesia. Dari kelima festival di bawah ini, mana yang pernah kamu datangi? Ubud Writers & Readers Festival UWRF Biasanya Ubud Writers & Readers Festival diselenggarakan setiap bulan Oktober dan berlangsung selama lima hari. Foto Instagram/ubudwritersfest Festival yang kini dikenal sebagai salah satu festival sastra terbesar di Asia Tenggara ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2004. Festival berskala internasional yang merayakan pemikiran, ide, serta isu-isu global tersebut merupakan proyek tahunan utama dari yayasan nirlaba Mudra Swari Saraswati yang didirikan Janet DeNeefe Co-founder sebagai bentuk pemulihan setelah tragedi bom Bali 12 Oktober 2002. Biasanya Ubud Writers & Readers Festival diselenggarakan setiap Oktober dan berlangsung selama lima hari dan diisi dengan ratusan program acara seperti panel-panel diskusi, pelatihan, peluncuran buku, acara istimewa, pertunjukan musik, pemutaran film, pameran seni, dan banyak lagi. Pada 2020, UWRF ditunda akibat pandemi dan baru berlangsung pada Oktober 2021. Untuk tahun ini, festival yang memasuki tahun ke-19 tersebut akan berlangsung pada 27-30 Oktober 2022. Baca juga Mengenal Karya-karya Sastra Populer di Indonesia Festival Sastra Internasional Gunung Bintan FSIGB Festival Sastra Internasional Gunung Bintan diselenggarakan untuk memperkuat posisi Kepri sebagai Bunda Tanah Melayu. Foto Instagram/rumahsunting Festival yang digelar di Provinsi Kepulauan Riau ini diikuti tiga negara serumpun pada 2019 yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Festival tersebut diselenggarakan untuk memperkuat posisi Kepri sebagai Bunda Tanah Melayu. Festival yang telah berlangsung sejak 2018 ini diselenggarakan oleh Yayasan Jembia Emas bekerjasama dengan Dewan Kesenian Kepri, Dinas Kebudayaan Kepri, Dinas Budpar Kota Tanjungpinang, Dinas Budpar Bintan, dan Dinas Kebudayaan Lingga. Kegiatan yang akan dilaksanakan biasanya berupa penerbitan antologi puisi bersama, seminar sastra, baca puisi, dan ziarah budaya menelusuri jejak sejarah. Jakarta International Literary Festival JILF JILF diselenggarakan di Jakarta ini berupaya menghadirkan dan mempertemukan karya-karya terbaik sastra kontemporer seluruh dunia. Foto Instagram/jilfindo Festival yang diselenggarakan di Jakarta ini berupaya menghadirkan dan mempertemukan karya-karya terbaik sastra kontemporer dari seluruh dunia. Pada penyelenggaraannya yang pertama pada 2019, festival yang dikuratori Yusi bersama Novelis Eka Kurniawan dan Jurnalis Isyana Artharini ini, menghadirkan hadir 55 penulis, 26 penerbit, dan 21 komunitas sastra dari Afrika Selatan, Botswana, Filipina, India, Indonesia, Inggris, Jerman, Malaysia, Mauritius, Palestina, Singapura, Siprus, Somalia, Thailand, dan Turki. Festival tersebut mengambil tempat di area kompleks TIM itu berlangsung selama lima hari pada 20-24 Agustus 2019. Selama lima hari, para penggemar sastra di Jakarta bisa bertemu langsung dengan penulis dari berbagai negara dan menghadiri simposium, bincang sastra dan malam pembacaan karya. Penggemar sastra di Jakarta pun dimanjakan dengan bazar buku dari JILF dan Patjar Merah serta pameran Bacaan Liar Era Kolonial. Pameran itu menghidupkan kembali karya-karya sastra peranakan, buku saduran dan hiburan yang menggunakan bahasa Melayu Pasar yang dinilai 'tidak layak' dianggap sebagai Sastra Indonesia. Baca juga Membaca dan Menulis Karya Sastra Banyak Manfaatnya Makassar International Writers Festival MIWF MIWF meraih penghargaan International Excellence Award sebagai festival sastra terbaik 2020 dari London Book Fair. Foto makassarwriters MIWF adalah festival penulis yang diselenggarakan oleh Rumata Artspace sejak 2011. MIWF meraih penghargaan International Excellence Award sebagai festival sastra terbaik 2020 dari London Book Fair. MIWF adalah festival penulis internasional pertama dan satu-satunya di Indonesia Timur, yang dikerjakan secara independen, menjunjung HAM, bersifat anti-korupsi, inklusif, dijalankan sebagai kegiatan nir-sampah zero waste sejak 2019 dan mendeklarasikan diri sebagai festival yang menentang all-male panel forum dengan pembicara yang semuanya laki-laki sejak Maret 2020. MIWF berawal dari sebuah acara kecil yang diadakan pada 2011, tapi memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat, tidak hanya di ranah sastra penulis, pembaca, penerbit, kritikus, tetapi juga bagi masyarakat lokal, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Timur Indonesia. Meningkatnya jumlah perpustakaan komunitas, meningkatnya minat pada buku dan acara mendongeng serta kesempatan tak terbatas untuk berkolaborasi dengan penulis dan seniman lokal, nasional, dan internasional merupakan inti dan tujuan dari festival tersebut. Di 2017, bahkan ada sekitar peserta yang terlibat, sebuah rekor dan pencapaian tersendiri untuk kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga independen. Borobudur Writers & Cultural Festival BWCF Borobudur Writers & Cultural Festival menghadirkan tokoh lintas disiplin, dari novelis, penyair, filolog, antropolog, dll. Foto Instagram/borobudurwriters Festival tahunan ini mulai diselenggarakan pada 2012. Sejak 2017, BWCF diselenggarakan oleh BWCF Societ dengan pendiri dan Steering Committee meliputi Mudji Sutrisno, Seno Joko Suyono dan Imam Muhtarom dan menjadikannya sebagai wahana pertemuan bagi para penulis baik fiksi maupun non fiksi, para pekerja kreatif, aktivis budaya dan keagamaan lintas iman. Tiap tahunnya, BWCF berusaha menyajikan tema utama terpilih yang dianggap mampu merangsang para hadirin untuk menyadari kembali keunikan dan kekayaan berbagai pemikiran sastra, kesenian dan religi nusantara. Perhatian utama BWCF memang adalah menggali dan memaknakan kembali berbagai khazanah literasi dan kebudayaan nusantara untuk menemukan relevansi aktualnya bagi masa kini dan masa depan Indonesia. Penyelenggaran BWCF berusaha menghadirkan tokoh lintas disiplin, dari novelis, penyair, filolog, antropolog, arkeolog, sejarawan, mahasiswa, wartawan, sampai masyarakat umum. Berbagai acara digelar antara lain seminar, pemutaran film, peluncuran buku, pementasan seni, seminar tentang sejarah Nusantara, serta pelatihan. Salah satu yang khas dari penyelenggaraan BWCF adalah di tiap penghujung festival akan diberikan penghargaan Sang Hyang Kamahayanikan Award bagi para penulis, sejarawan, budayawan yang dianggap berdedikasi melakukan penelitian, kajian atau aktivitas yang menarik untuk menghidupkan tema penting tertentu dalam sejarah Nusantara. aru Baca juga Sastra Siber, Bentuk Baru Kesastraan?
Bintan ANTARA - Pemerintah Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Kepri mendukung Festival Sastra Internasional Gunung Bintan yang diselenggarakan pada 24-26 September 2022 dengan melibatkan 350 penyair. Kegiatan festival tersebut mengangkat tema "Sastra Melayu dan Budaya Kemaritiman". Pelaksanaan festival dipusatkan di Kota Kijang sebagai kota bekas tambang bauksit satu-satunya di Indonesia. "Bukan hal baru memang, Kijang pernah jaya pada masanya dengan tambang bauksit yang cukup besar. Kejayaan itu yang akan diangkat oleh 350 penyair yang meramaikan festival tersebut," kata Bupati Bintan Robby Kuniawan di Bintan, Rabu 10/8. Baca juga Festival Sastra Internasional Gunung Bintan diikuti tiga negara Robby menyatakan dukungan penuh dan siap berkolaborasi mengangkat kembali nama Bintan di mata dunia, salah satunya melalui agenda Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2022. Oleh karena itu, ia meminta festival ini nantinya bisa mengangkat budaya dan sejarah Bintan agar kembali muncul ke permukaan. Tidak hanya dikenal oleh generasi muda, tetapi menjadi daya tarik bagi semua lapisan masyarakat. "Selain pariwisata, Bintan punya segudang budaya dan sejarah yang menjadi ikon tersendiri di mata dunia," ujarnya. Sementara itu, Sastrawan dan Budayawan Melayu Datok Rida K Liamsi menyampaikan dari 350 penyair yang akan mengikuti festival ini, 133 penyair diantaranya merupakan peserta dari Malaysia Kelantan, Sabah, Serawak, dan 20 kota di luar Kepri, seperti Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Seluruh peserta nantinya dibebaskan untuk berkeliling Kota Kijang, melihat kondisi kota usai penambangan sebagai inspirasi dalam syair, puisi, madah, dan hikayat yang diciptakan. Baca juga Dispar berupaya hilangkan citra berwisata di Bintan mahal Baca juga Treasure Bay surga tersembunyi di bibir Pantai Lagoi Bintan Rida K Liamsi, salah satu pelopor Festival Sastra Internasional Gunung Bintan mengungkapkan bahwa Bintan merupakan salah satu lokasi tertua peradaban di Kepri. "Seluruh masyarakat dipersilakan untuk menyaksikan penampilan para penyair ternama diselingi dengan penampilan budaya yang semuanya terpusat di Lapangan Relief Antam Kijang," OgenEditor Endang Sukarelawati COPYRIGHT © ANTARA 2022
TANJUNG Festival Sastra Internasional Gunung Bintan FSIGB kembali dihelat pada bulan September 2022 mendatang. Kegiatan berskala lintas negara ini ditaja oleh Yayasan Jembia Emas yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau serta sejumlah instansi lainnya. Yayasan Jembia Emas ini di bawah binaan Dato’ Sri Lela Budaya, Rida K Liamsi telah menyelenggarakan FSIGB selama 5 tahun berturut-turut walaupun dua tahun terakhir dilaksanakan secara daring dan luring karena adanya pandemi Covid-19. Adapun peserta FSIGB ini selain diikuti oleh penyair dari berbagai wilayah di Indonesia, juga diikuti oleh penyair dari sejumlah negara lainnya disamping beberapa Komunitas Sastra Indonesia. Melalui siaran persnya Senin 20/6/2022 Dato’ Sri Lela Budaya, Rida K Liamsi menjelaskan dari penyaringan penulis dari ribuan karya terseleksi maka yang lolos kurasi tidak kurang dari 500 penyair/penulis. “Dari hasil penyaringan penulis dari ribuan karya terseleksi maka yang lolos kurasi tidak kurang dari 500 penyair/penulis, baik dari dalam maupun dari luar negeri,” katanya. Lebih lanjut dikatakan karya-karya tersebut akan diabadikan dalam dua buku, yaitu buku dengan tajuk Jazirah 11 dan buku Jazirah 12. Untuk tahun 2022 Festival Sastra Internasional Gunung Bintan FSIGB akan dipusatkan di Tanjung Pinang, Pulau Lingga serta sejumlah tempat lainnta. Materi acara selain seminar peluncuran buku juga pementasa baca puisi disejumlah panggung yang telah disiapkan, jelasnya. Penulis dan penyair dari Provinsi Aceh yang lolos kurasi dalam even bergengsi ini adalah Salman Yoga S Aceh Tengah-Takengon, Herman RN Banda Aceh dan Zuliana Ibrahim Aceh Tengah-Takengon. [AR] Comments comments
BINTAN- Pemerintah Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Kepri mendukung Festival Sastra Internasional Gunung Bintan yang diselenggarakan pada 24-26 September 2022 dengan melibatkan 350 penyair. Rida K Liamsi, salah satu pelopor Festival Sastra Internasional Gunung Bintan mengungkapkan bahwa Bintan merupakan salah satu lokasi tertua peradaban di Kepri. "Seluruh masyarakat dipersilakan untuk menyaksikan penampilan para penyair ternama diselingi dengan penampilan budaya yang semuanya terpusat di Lapangan Relief Antam Kijang," ucapnya. Kegiatan festival tersebut mengangkat tema "Sastra Melayu dan Budaya Kemaritiman". Pelaksanaan festival dipusatkan di Kota Kijang sebagai kota bekas tambang bauksit satu-satunya di Indonesia. "Bukan hal baru memang, Kijang pernah jaya pada masanya dengan tambang bauksit yang cukup besar. Kejayaan itu yang akan diangkat oleh 350 penyair yang meramaikan festival tersebut," kata Bupati Bintan Robby Kuniawan di Bintan, Rabu 10/8. Robby menyatakan dukungan penuh dan siap berkolaborasi mengangkat kembali nama Bintan di mata dunia, salah satunya melalui agenda Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2022. Oleh karena itu, ia meminta festival ini nantinya bisa mengangkat budaya dan sejarah Bintan agar kembali muncul ke permukaan. Tidak hanya dikenal oleh generasi muda, tetapi menjadi daya tarik bagi semua lapisan masyarakat. "Selain pariwisata, Bintan punya segudang budaya dan sejarah yang menjadi ikon tersendiri di mata dunia," jugaNarasinghadewi, Relief Antropomorfis Manusia Setengah Singa di Candi Jago Sementara itu, Sastrawan dan Budayawan Melayu Datok Rida K Liamsi menyampaikan dari 350 penyair yang akan mengikuti festival ini, 133 penyair diantaranya merupakan peserta dari Malaysia Kelantan, Sabah, Serawak, dan 20 kota di luar Kepri, seperti Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Seluruh peserta nantinya dibebaskan untuk berkeliling Kota Kijang, melihat kondisi kota usai penambangan sebagai inspirasi dalam syair, puisi, madah, dan hikayat yang diciptakan. lik Editor Abdul Malik lik Tags Terkini
Dinas Kebudayaan Menggelar Event Tahunan Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2022 Pada Tanggal 24 – 26 September 2022 adalah Penyerahan Anugerah Jembia Emas, Ziarah Sejarah dan Budaya, Seminar Sastra, Pembacaan Puisi dan juga Peluncuran 100 buku karya peserta FSIGB. Rangkaian kegiatan di antaranya adalah Penyerahan Anugerah Jembia Emas, Ziarah Sejarah dan Budaya, Seminar Sastra, Pembacaan Puisi dan juga Peluncuran 100 buku karya peserta FSIGB. Pembukaan di laksanakan di Gedung Daerah, acara pembukaan diisi dengan pembacaan Puisi oleh peserta dari beberapa negeri serumpun, antaranya Teja Alhab Tanjungpinang / Penerima Jembia Emas Gubernur Kepri Sutarji Calzoum Bachri. Jakarta Kunni Masrohanti Presiden PPI Prof Madya Haryatie Abd Rahman Malaysia Roslan Madun Malaysia Yatiman Yusof Singapura Isbedy Stiawan ZS Lampung Syarifuddin Arifin Sumbar Ratna Ayu Budhiarti Jabar Reza Fahlefi Riau Willy Ana Jakarta Ahmad Kohowan Sulteng Ahmad David Khalilurrahman Jambi Mohd Febriadi Kepri . Pada tahun 2022 kegiatan ini terdapat seminar Sastra antar bangsa dengan mengusung Tema Kesusastraan Melayu dan Tradisi Kemaritiman. Dengan tema yang diusung diharapkan kegiatan ini mampu mengangkat Kembali nilai-nilai kesusastraan melayu yang terdapat dalam tradisi kemaritiman yang pernah berkembang dan menjadi sebuah visi besar bangsa Melayu dalam membangun peradabannya yang meningkatkan spirit dalam pembangunan Kebudayan Kepulauan Riau kedepan. Seminar sastra antar bangsa ini di ikuti oleh Para penyair/sastrawan/seniman peserta FSIGB tahun 2022, Akademisi/Peneliti/Pengiat sastra dan budaya, Mahasiswa se Pulau Bintan, dan, Stakeholder yang berkaitan. Seminar ini membahas tentang Nilai-nilai kemaritiman dalam kesustraan melayu dan juga tentang perkembangan tradisi kesusastraan melayu dari zaman ke zaman yang diharapkan akan memunculkan suatu pemikiran tentang kemaritiman yang akan menjadi spirit dalam pembangunan Provinsi Kepulauan Riau kedepan. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini di tutup pada Tanggal 26 September di Gedung Aisyah Sulaiman Oleh Kepala Dinas Kebudayaan Juramadi Esram dengan pembacaan Puisi. Navigasi pos
festival sastra internasional gunung bintan